Langsung ke konten utama

Tips "KAYA" dalam Islam




Amalan untuk menggapai  Kekayaan
Kaya tidak dilarang dalam Islam, namun yang dilarang adalah menumpuk kekayaan, dan berbuat tabdzir (boros tanpa guna, menghambur-hamburkan dsb). Kita mungkin pernah mendengar kisah para sahabat Nabi Muhammad SAW. Mereka sebagian besar adalah orang kaya (sudagar). Pertama, Abu Bakar As-Siddiq. Beliau adalah saudagar pada masa itu, dan menyedahkan seluruh hartanya hanya meninggalkan Allah dan RasulNya. Kedua, Umar Bin Khattab ra, dialah yang menginfakkan setengah hartanya untuk perjuangan dakwah Rasulullah SAW. Ketiga, Ustman bin Affan, mantu sekaligus sahabat Rasul SAW. Beliau menginfakkan hartanya untuk membeli setengah sumur yang dikuasai oleh orang kafir, dimana hari bergantian untuk mengambil Air. Kemudian kita pernah mendengar Abdurrahman bin Auf, yang ketika mendengar ucapan Aisyah ra. “ Wahai Abdurrahman bin Auf, kamu akan merangkak ketika masuk syurga karena hartamu” mendengar hal tersebut beliau menginfakkan semua barang dagangannya buat kaum muslimin, namun dia tetap kaya dengan kepiawaiannya dalam berbisnis. Dan mereka ini tergolong para 10 sahabat yang dijamin masuk syurga.  Dan kuncinya adalah berdagang. Sebagaimana Hadis Nabi SAW :

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra. Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Kehidupan itu ada sepuluh bagian. Sembilan terdapat dalam perniagaan (perdagangan), dan satu bagian terdapat di bidang yang lain.”
Hadis ini dapat kita pahami bahwa Kita harus melakukan perdagangan kalau ingin mendapatkan 9 dari 10 bagian kehidupan.

Berikut ini adalah Kunci Rahasia Agar Bisnis Sukses Besar dan Berkah menurut Ust. Yusuf Mansur dan Amir Kumadin SF :
1.       Jangan memisahkan antara Ilmu, praktek dan Doa. Hal ini dikarenakan ada sebagian orang yang dia punya ilmu bisnis, tapi tidak mau berbisnis hanya pintar berteori saja. Kemudian ada juga yang mengndalkan pengalaman tapi su-uzhon dengan teori-teori ekonomi dan bisnis yang begitu cepat berkembang. Sebaliknya ada orang yang hanya berdoa, tapi lupa dengan bekal ilmu bisnis dan tidak terjun ke dalam dunia bisnis.
2.       Menerapkan Kiat/Jurus meraih kesuksesan dalam berbisnis.
a.       Niat berbisnis karena Allah SWT, dilanjutkan dengan terjun kedalam bisnis dengan menjalankan aturan mainnya dan mengikuti sunnatullah dalam berbisnis.
b.      Kita harus bermimpi (dream). Wajib punya impian agar kita tetap semangat ketika mengalami kondisi down Kemudian yakini (conviction) impian-impian tersebut. Namun harus dibarengi dengan Action dengan seluruh kemampuan yang ada!!! DREAM-CONVICTION-ACTION (DCA)
c.       Nilai-nilai agama dalam berbisnis harus ditegakkan. Sebagaimana hadis Nabi SAW : “Pedagang/sudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukan dalam golongan para Nabi, orang-orang jujur dan para syuhada”. (HR Tirmidzi)
d.      Kemampuan/kompetensi kita dalam satu bidang bisnis harus ada. Kemudian kita harus sinergi antara pengetahuan, pengalaman, dan professionalism (3P).
e.      Menciptakan produk dengan berbagai nilai tambah. Hal ini bisa kita cermati atas produk yang akan kita pasarkan dengan “tepat tempat, tepat waktu, dan tepat fungsi (3T).”
f.        Ikhtiar, istiqamah (konsisten, gigih, dan ulet), tawakal, sabar dan terus berdoa kepada Allah SWT.
Semoga dapat bermanfaat !!! Untuk Shalat kunci bisnis berkah dan sukses, klik dsini!!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Info" Produk Asuransi Prudential Syariah

Pada dasarnya produk asuransi syariah mengacu pada Fatwa DSN-MUI, dan dibagi menjadi 2 skema untuk setiap produk yang ditawarkan kepada nasabah. Termasuk Produk Prudential Syariah. Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai hal tersebut : Sistem Asuransi dalam Ekonomi Islam Asuransi dalam menjalankan aktivitasnya sudah tentu memiliki sebuah sistem. Sebuah perusahaan asuransi tidak akan berjalan tanpa adanya sebuah sistem yang sudah menjadi aturan yang harus dipatuhi bersama baik dalam pengumpulan dana dalam bentuk premi, pengelolaan dan sampai pada penyalurannya dananya dalam bentuk klaim, atau pun bagi hasil. Asuransi syariah mengumpulkan sejumlah dana dari masyarakat dalam bentuk premi dengan menggunakan dua akad yaitu akad tabarru’ dan akad tijarah . Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. Akad yang digunakan adalah hibah. [i] Skema Akad Tabarru’ dalam Asuransi

"Hot News" Kelas GRATIS!!! Pelatihan Asuransi Syariah

Yakinkah Anda bahwa   masa depan bagi   manusia tidak bisa diterka pasti? Meskipun dalam kehendak Allah SWT kehidupan ini adalah kepastian, termasuk usia kita semua. Begitupun Anda. Anda memiliki potensi ekonomi buat keluarga Anda , tulang punggung buat Anak-anak untuk menggapai masa depannya dengan lebih baik... Bagaimana jika peran ekonomi Anda untuk keluarga tercinta, berakhir karena kepastian Anda sudah selesai sebagai Hamba Allah SWT di dunia ini?

Konsultasi Prudential Syariah di "metro" lampung

Anda ingin konsultasi Keuangan? Kami menyediakan pelayanan secara gratis, tidak perlu sungkan, kami siap ke Rumah Anda. Tahukah Anda bahwa kehidupan dihadapkan dengan risiko? Untuk meminimalisir kerugian ekonomi keluarga Anda, mari kita rencakan untuk masa depan baik pendidikan, dana pensiun, kesehatan, investasi. Untuk itu, kami menyediakan waktu untuk Anda. Untuk informasi lebih lanjut hub : 0853-7751-5049 (Nurdermawan, S.E.I) wa 089503666921